Siang itu, hari terasa lebih
panas dari biasanya. Aku menunggu angkot pulang setelah seharian menghabiskan
waktu di kampus. Memang, aku bukanlah mahasiswi yang terlalu aktif kegiatan
diluar akademik. Organisasi contohnya. Cupu? Tidak juga. Aku lebih memilih menghabiskan waktu dirumah
merajut mengerjakan pesanan pesanan online shop ku. Aku menjual boneka rajut,
sepatu rajut untuk bayi dan balita dan lain lain sesuai request pembeli.
Tak lama aku menunggu, angkot
yang ku tunggu datang juga. Aku lalu menaiki angkot itu. Seperti biasanya,
didalam angkot aku selalu memainkan handphone ku. Bosan, tentu saja, rata rata
pelajar dan mahasiswa apabila naik angkot, mereka akan menunggu sampai tujuan
dengan memainkan handphone, tak jarang pula yang sudah berumur pun melakukan hal yang sama. Ku lirik ada seorang pria yang memperhatikanku.
Masa bodoh, hiraukau sambil tetap memainkan handphoneku. Sudah biasa apabila
ditempat umum ada pria yang curi curi pandang. Bukannya aku so cantik, tetapi
aku masih bisa dikatakan diatas standar lah untuk ukuran wanita.. hehe
30 menit didalam angkot aku harus
turun dan menyambung angkot lagi untuk bisa sampai ke rumah. Tak ku sangka pria
yang curi curi pandang di dalam angkot tadi juga ikut turun. Dengan seketika
aku mengingat cerita cerita kriminal yang aku lihat di televisi. Paranoid? Memang. Imajinatif? Apalagi. Ku peluk tas
ku ke arah depan, pasti saja pria ini adalah copet, pikirku. Tak lama
angkot yang ku tunggu datang, dan pria itu ikut naik pula. Feeling ku pun
semakin kuat bahwa pria ini copet. Bahkan lebih menyeramkan dari copet. Yaitu penculik. Oh tidak.
Sengaja didalam angkot kali ini aku tidak
memainkan handphone-ku, takut takut handphone-ku langsung dijambret oleh
pria ini, kan lumayan walaupun bukan handphone mahal tapi aku berjuang keras membeli handphone ini dengan jerih payahku sendiri. Aku tidak melihat ke arah pria
ini, aku pura pura melihat ke jalan tapi aku tau betul bahwa pria ini sedari
tadi memperhatikanku. Belum ada tanda tanda gerakan agresif dari pria ini. Dia
hanya terus memandangiku sammbil terkadang pura pura melihat jalan arah
berlawanan dari posisiku.
Tak lama sampai di jalan
perumahanku, aku pun turun. Benar saja sesuai feelingku pria ini pun ikut turun
juga. Bagaimana ini kali ini aku benar benar merasa sedang melakukan adegan di film film yang aku tonton. Aku membayar angkot, lalu ku percepat langkahku. Sialnya tukang ojeg
dipangkalan sedang kosong. Jadi aku harus berjalan kaki jauh kedalam memasuki
perumahanku.
“hei!” panggil pria itu
Aku pura pura tak mendengar,
semakin ku percepat langkahku.
“hei tunggu!” semakin keras
panggilan pria itu.
“duh nekat banget sih tuh cowo
ngikutin gw sampe sini. Apa gw mau di culik terus dijual ke om om yah? Sial
mana ojeg pada ga ada. Jalanan sepi. Kalo gw di bius gimana” gerutuku dalam
hati.
Pria itu lalu berlari, menghadang
jalanku tepat didepanku. Jantungku semakin berguncang cepat. Ahhh sepertinya akan copot. Ku memperhatikan
tangan dia, takut takut dia memegang
saputangan lalu membiusku. Tapi tidak ada. Syukurlah.
“Lo siapa? Ngapain ngikutin gw?
Asal lo tau gw gini gini bisa karate!” ucapku, padahal boro boro karate,
olahraga rutin dikelas waktu sekolah aja dulu aku diposisi kedua terakhir hihi
“tenang tenang saya ga ada niatan
jahat kok. saya Cuma mau tanya kamu yang ada di blog ini bukan? Fotonya mirip
sama kamu” jawabnya
Jeng jeng. Blog yang dia tunjukan
memang blogku. Memang bukan menggunakan nama asliku tapi aku pernah posting
fotoku dua tahun yang lalu disana. Aku menyesal kenapa aku pernah posting
fotoku disana. Karna blog itu aku buat khusus tentang rajutanku. Selain aku
menjual di media sosial lain, aku juga aktif posting rajutanku di blog. Tapi
kenapa pria ini menanyakan blog ku ya. Dijaman edan sekarang memang banyak
kemungkinan kemungkinan kejahatan yang akan terjadi. Sampai sampai blog pun
menjadi incaran pelaku kejahatan.
“benerkan ini blog kamu?” tanya
pria itu lagi
“kalau iya memangnya kenapa?”
jawabku ketus
“tenang aja saya ga ada niatan
jahat, saya itu pembaca rutin blog kamu. Saya yang rajin komentar di blog kamu.
Ingat dengan nama bunga?” ujarnya
Oh
shit. Dia yang sering komentar di blog-ku. Duh malu banget aku udah kegeeran. Haha. Eits bukan kegeeran sih lebih tepatnya aku terlalu berhati hati. Tapi tungu
dulu, bunga kan nama perempuan, kenapa dia
menggunakan nama perempuan ya. Aku kira bunga selama ini temanku di blog
adalah perempuan. Ahh, memang di dunia maya semua bisa diubah sesuai keinginan penggunanya.
“masih
ga percaya? Ini saya tunjukkan akun blog saya” ucapnya sambil menunjukkan blog
bunga yang memang selama ini aku baca.
To be continue guys ^^ ..............................................................................................................................................................................................................................................................................................